Friday, March 20, 2015

Kebudayaan madura


 
Suku madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia , jumlahnya sekitar 20 juta lebih jiwa (sensus 2014) . mereka berasal dari pulau madura dan sekitarnya . suku madura tinggal di bagian timur (Jawa Timur) yang lebih tepatnya di Gili Raja ,  Sapudi , Kangean , dan Raas. Selain itu orang madura juga banyak tinggal di wilayah Tapal Kuda , dari Pasuruan sampai Utara Banyuwangi.  Suku madura terkenal dengan budaya rantaunya “transmigrasi” ke wilayah lain terutama kewilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah , serta ke Jakarta, Tnggerang, Depok, Bogor,Bekasi, dan sekitarnya ,juga Negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia . Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti ketua MK Mahfud Md, Wardiman Djojonegoro (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto),Rahmat Saleh ( mantan Mentri Perdagangan dan Gubernur Bank Indonesia ) di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, R. Hartono adalah seorang mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, serta masih banyak lagi tokoh tokoh di Indonesia yang latar belakangnya merupakan orang madura. 

Mayoritas masyarakat hampir 100 % suku Madura adalah penganut Islam bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama islam. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren AnnuqayahPondok Pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan Pondok Pesantren, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekedar mengajar ilmu agama tapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil. Misalnya Pondok-Pesantren Sumber Mas yang terletak di desa ter pencil Rombiya Barat Ganding Sumenep. Sekalipun jumlah santri hanya berkisar ratusan, namun pesantren ini telah memiliki usaha untuk memberdayakan para alumni dan masyarakat sekitar dengan program simpan pinjam yang dimotori oleh BMT Sumber Mas, pembinaan peternak sapi dan kambing, ayam petelor, usaha rental dan sebagainya.

Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura. Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura Barat lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan Madura Barat lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur.

Faktor yang menghambat tujuan hidup atau cita-cita terhadap kebudayaan Madura ini

Kekurangan 
  1.  Pola pikir masyarakat madura yang masih mempertahankan kebudayaan carok 
  2.  Di larangnya bagi kaum wanita menaiki kendaraan sepeda motor karena di sebutnya sebagai wanita nakal
  3.  Pola pikir masyarakat madura yang masih mengedepankan Kebudayaan memakai sarungnya 

Kelebihan
  1. Banyak dari masyarakat madura yang pandai ilmu agamanya bagi masyarakat madura ilmu agama sudah menjadi makanan sehari - hari 
  2. Hubungan antar sesama suku madura yang sangat erat biasanya untuk memeperat tali persaudaraan di antara suku madura sering mengadakan pengajian bersama.
  3. Dalam bekerja juga suku madura termasuk mempunyai kebudayaan etos kerja yang sangat tinggi 


 sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura